Sunday, May 07, 2017

Sejarah berulang

Alkisah :
Dahulu Harry Potter dan kawan2nya sampaikan ke semua orang kalau voldemort masih hidup dan akan kembali lagi. Hanya beberapa saja yg percaya. Orang2 dan kementrian sihir mengatakan voldemort sdh mati. Yg bilang voldemort masih hidup cuma orang gila dan dianggap hoax.
Bahkan ketika para pelahap maut muncul pun, orang orang masih tak percaya. Beberapa anggota pelahap maut dan pengikut voldemort menjadi orang2 penting di kementrian sihir. Sampai voldemort dan pasukannya muncul dan dumbledore mati menjadi tumbal. Semua orang menyesal tidak mendengar peringatan Harry Potter, tapi sesal tiada guna. Harry Potter pun harus menyingkir dan bersembunyi, sebelum akhirnya melawan dan mengalahkan voldemort.

Paham kalian?

Saturday, February 04, 2017

BEKERJA

Beberapa hari ini saya agak melow berkenaan dengan perubahan pengawakan tempat saya bekerja. Kalimat bijak : perubahan adalah keniscayaan. Kalimat tersebut saya sadari sebagai upaya penerimaan saya atas perubahan disekitar. Namun mengalami perubahan itu sendiri sangat lah tidak nyaman. Hubungan professional Dan pertemanan dengan sejawat di kantor adalah hasil proses interaksi yang panjang. Namun dengan selembar SK maka berubah semua yang sudah kita bina. Sungguh meresahkan; menebak kita akan kemana, rekan kita jadi apa, Bos kita siapa; adalah pertanyaan popular di masa2 menjelang perubahan.

Pada akhirnya saya berdamai dengan situasi ini dengan menengok lagi alasan saya bekerja. Sudah 2 tahun ini saya bekerja jauh dari anak istri. Saya tidak boleh galau karena yang seperti saya banyak dan lebih lama/jauh. Saya bekerja untuk mencari uang buat anak istri tapi saya jarang ketemu anak istri. Apakah saya membangun keluarga hanya supaya saya bisa memberikan uang untuk keluarga saya? Pengennya saya juga untuk berada dekat2 dgn mereka. Apalagi kiss nya ola, manjanya nadya dan ceriwisnya syaqi, sungguh rindu sekali saya. Pulang tiap weekend terasa kurang. Ternyata bukan sekedar uang yg ditunggu anak istri saya. Tapi kehadiran bapaknya di tengah2 mereka.ya untuk nganterin ke mall, nganterin belanja, nepuk2 punggung, ngajarin main game, dorong sepeda, dll. Uang? Ah itu sudah seharusnya.

Jadi ... sebenarnya saya bekerja adalah manifestasi cinta dan sayang saya untuk keluarga. Matahari pun tak harus berada di dekat kita untuk memberikan hangat sinarnya. Justru jaraklah yg membuat matahari menjadi lebih berarti. Walau jauh disini,Insyaallah saya akan terus bekerja yg terbaik karena cintaku selayaknya mendapat yg terbaik dari saya, sang putra fajar. Bapak saya memberi nama itu dgn maksud dan doa.

Friday, July 17, 2015

Fitri Yang Sendiri

Lebaran kali ini, 17 Juli 2015, harus saya rasakan sendiri dirantau orang. Berbagi sih dengan keluarga tetapi hanya lewat telpon atau Skype. Ironisnya kesendirian ini supaya layanan Skype Dan telepon bisa dimanfaatkan oleh 13.8 juta pelanggan di sulawesi. PR saya salah satunya adalah bagaimana menanamkan Norma Dan tradisi ke anak2 bahwasanya di setiap lebaran mereka harus sungkem ke orang tua, sementara untuk tahun ini saya tidak bisa memberikan contoh. Tradisi sungkem Dan mudik ini juga merupakan. Salah satunya penggerak ekonomi Dan pemerataan. Pada waktu2 tersebut, triliunan rupiah bergerak dari pusat2 perekonomian menuju berbagai wilayah di tanah air. Pertukaran budaya pun terjadi diantara para pemudik. Mirip seperti perjalanan tahunan yang dilakukan ikan salmon di daerah amerika utara. Perjalanan untuk meneruskan tradisi ke generasi berikutnya Tradisi sungkem Dan mudik telah lama ada di masyarakat kita. Namun saya khawatir semakin kedepan tradisi ini akan makin meluntur. Sejawat saya yg ada di Jakarta misalnya, kini jauh lebih pragmatis. Daripada bercapek2 macet di pantura, maka dia lebih memilih bersilaturahim dgn telp (ya sms, messenger, voice call, dll). Akhirnya anak sejawat kita ini tidak merasakan romantisme pulang ke kampung. Sejatinya meneruskan tradisi adalah dengan memberikan contoh langsung pada generasi setelah kita. Jadi menurut saya, salah satunya hal yg harus dilakukan untuk melanggengkan tradisi sungkem Dan mudik ini dapat dimulai dengan menyediakan sarana Dan prasarana transportasi antar kota/pulau yang memadai. Sementara hal tersebut dibenahi oleh para pemangku keputusan, perkenankan saya Dan sejawat saya di Telkomsel menghadirkan solusi sungkem Dan mudik jarak jauh. Sehingga fitri tak perlu sendiri :) kodong mi.

Saturday, July 05, 2014

Capres boleh beda tapi presidennya sama

Siapa capresmu? Hampir setiap orang Indonesia punya jagoannya. Tapi setelah KPU mengumumkan pemenangnya nanti maka presidenya pasti sama. Jadi mengapa kita harus saling menjelek-jelekkan satu dgn yg lainnya?Dari pernyataan (atau pertanyaan?) tersebut, maka kuncinya adalah dalam proses memilih bakal calon (BALON) capres, bukan di pemilunya. 

Menurut saya pemilihan balon yg hanya 2 ini memang sudah dirancang "sang masterminds" (iya pakai s, karena ada banyak). Kalau capresnya lebih dari 2 maka hampir bisa dipastikan JKW menang, ndak seru. Tapi karena capresnya hanya 2, maka yg terjadi seperti sekarang ini. Polarisasinya sangat besar, satu sama lain pendukungnya saling menjelekkan. Ngeri saya kalo ber suudzon dengan yg terjadi setelah tgl 9 juli. Kalo yg no 1 kalah mungkin agak tenang karena memang dari awal elektabiltas no. 1 dalam posisi mengejar. Kalo kalah yah wajar, yg penting sudah usaha. Kalo no 2 kalah, ini yg seru karena pendukungnya akan sulit untuk menerima jagoannya disalip. Isu yg paling potensial : ada kecurangan, incumbent tidak netral dsb.

Saya punya teori, namanya sindrom iphone/android. Dalam lingkungan pergaulan saya, kayaknya hampir semua orang pakai iphone/android (maklum saya kerja di operator telpon). Disamping iklan dan buzz nya di social media begitu luar biasa. Sehingga hampir saja saya menganggap mayoritas orang indonesia pakai iphone/android. Pas di cek ke data, ternyata pemain lama (nokia) masih memegang market share tertinggi. Bisa jadi syndrom ini menghinggapi kita untuk pilpres kali ini. 

Untuk itu telitilah dengan seksama capres jagoannya. Seperti pepatah bilang : Tidak ada asap kalo ndak ada api. Kalo ada kampanye negatif tentang calonnya coba jgn sewot dulu, tapi cari infonya. Baca berita jgn dari judulnya saja. Dari dulu saya tidak percaya media massa, saya pernah merasakan tajamnya pena wartawan yg suka memainkan "angle" berita seenaknya sendiri biar maknyus tanpa memikirkan si obyek berita. Muga2 masyarakat kita cukup dewasa sehingga polarisasi yg ada saat ini hanya " lucu2an" saja untuk menyemarakkan "pesta" demokrasi. Mahal memang, tapi itu syarat biar negara kita dianggap demokratis oleh yg lain.  

Selamat memilih. Kalo saya sudah terlambat.



Saturday, November 09, 2013

GAPIT


tebak ya
polisi, polisi apa yang paling menyebalkan?

polisi yang korup? salah ...
polisi yang suka nilang? salah ...
polisi yang gendut? salah ...
lalu apa donk?

polisi yang paling menyebalkan adalah polisi tidur
buat anda yang biker di Jakarta mungkin paham
betapa menyebalkannya polisi tidur ini

kami para biker berjibaku mencari jln pintas untuk menghindari kemacetan
alih2 mendapat jalan yang lancar, kami justru berjibaku dgn polisi tidur
kadang tidak tidur, malah jongkok (saking tingginya si polisi tidur)
blm lagi si polisi yg satu ini kadang tidurnya deket-deketan
ada satu jalan di daerah Cipete, polisi tidurnya berbaring setiap 5 meter

mengapa si polisi tidur ini menyebalkan?
karena :
1. merusak shock breaker
2. boros kampas rem, karena dikit2 ngerem
3. boros bensin, karena jadinya gas rem gas rem
4. boros waktu, karena waktu tempuhnya jadi semakin lama
5. boros emosi, karena membuat saya jadi emosi
6. merusak standar berdiri motor
7. merusak blok mesin (coba tanya yg pakai scooter matik)
8. pantat jadi sakit
9. hati jadi sakit (kalo ini pas naik mobil, terus terdengar suara gesekan dari bawah bodi mobil)

10. ini yang paling penting:

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, “Seorang muslim berjalan melewati sebuah duri di jalan, lalu ia berkata, ‘Sungguh aku akan singkirkan duri ini agar tidak membahayakan orang muslim,’ lalu ia diampuni dosanya” (HR. Bukhari)

Lha wong duri saja kita disarankan untuk disingkirkan, lha ini malah naruh polisi tidur/jongkok

maka dari itu mari kita galakkan GAPIT
Gerakan Anti PolisI Tidur!


AKU BERMIMPI

kumpulan beberapa ide yg kadang2 muncul begitu saja

Berbagi pulsa (2000)

Waktu itu temanku Aria dan pacar nya sedang main ke kost
yg satu bilang tidak bisa sms karena tidak ada pulsa
yg satunya marah karena sms nya tidak dibalas
dalam hatiku, kenapa pulsanya tidak dikasih sedikit ke satunya
eh 2004 IM3 meluncurkan produk Transfer Pulsa

Batere Atom (2002)

Dosenku meminta kami untuk membuat makalah, hal apa yang akan bisa merevolusi dunia
lalu aku berpikir, merenung, dsb ....
1 minggu penuh aku habiskan waktu buat mikir
aku berusaha sampai hari terakhir sblm deadline untuk submit makalah, masih blank
tiba2 datang ilham begitu saja
"yg akan merevolusi dunia adalah jika muncul terobosan dalam teknologi batere
jika ada batere yg kecil, tahan lama, daya besar"
tapi batere apa yang bisa spt itu ?
terus kepikir konsep batere atom
prinsipnya : bagaimana memanen energi dari gerakan elektron yg mengitari inti atom
jadi semacam kincir atom gitu lah
tidak perlu membelah atom atau menyatukan atom
tentu saja kincir atomnya harus lebih kecil dari atom itu sendiri
(ngawur banget ya ....)
mustinya tidak ada limbah
dan mustinya tahan lama (karena katanya elektron akan selamanya mengelilingi inti atom)

Sharing Batere Atom (2002)

Masih melanjutkan konsep batere atom
selanjutnya, setiap anak manusia akan diberi hak asasi memiliki batere atom
begitu lahir, setiap bayi akan berhak memiliki batere atom dan sebuah Self IP Adress
kalau dia beli laptop (tanpa batere tentunya), maka Self  IP dia akan diregister ke laptop tersebut
lalu laptop akan mengambil energi dari batere atom dari pemilik Self IP
demikian juga dengan mobil, TV, dsb
jadi TV hanya akan menyala jika ada orang disitu.
kalo ditinggal pergi, maka mati juga itu TV
akibatnya, tidak ada lagi problem distribusi listrik
karena listrik disediakan secara mandiri oleh batere atom yg dimiliki masing-masing individu

you know what, makalahku dapat nilai C!


GSM swadaya (2006)

Waktu itu lagi seru2nya Friendster
lucunya ternyata temenku adalah temennya temenku yang satunya lagi
bahwa ternyata orang2 disekelilingku berteman satu sama lain
lalu muncul ide
"Bagaimana jika setiap HP menjadi relay untuk menjangkau satu sama lain"
gabungkaan antara konsep kerja router dan walkie talkie
misalnya :
ketika si A akan menelpon si B, maka HP A melakukan broadcast ke HP2 lain disekitarnya
siapa yang tahu si B (ini kayak konsep Router/DNS)
setelah diketahui jalurnya node nya
maka tersambunglah call dgn route (misalnya) A-C-D-E-B
hubungkan masing2 node dengan teknologi walkie talkie


Dan sejak itu, blm ada lagi ide mampir
mungkin efek dari menikah dan punya anak hehe...



Friday, March 09, 2012

2 anak cukup, 3 anak ruarrr biasa!

Kasur 2x2 meter di kamar serasa hangat. Mas syaq dan kakak dya sedang asyik bermain roket pakai bantal guling. Ibunya anak2 dipojok sedang menyusui adik sofi yg sesekali menangis karena tidak pas mulutnya dgn sumber ASI. Sesekali adik dya merengek ke saya pengen bermain barney. Lalu diselingi jeritan mas syaq yang dicubit (cubitan sayang) adik dya. Lalu ibunya anak2 akan menimpali dengan menghardik adik dya ( tentunya hardikan sayang pula). Saya sendiri sibuk online sambil menulis tulisan ini. Semuanya terjadi di kasur 2x2 meter itu. Hanya kami berlima dalam rumah kami yg sederhana. Sungguhpun demikian, saya merasa rumah ini sekarang begitu semarak.

10 bulan sebelumnya, tidak terbayangkan oleh saya untuk memiliki anak ke-3. Dengan perhitungan rasional (kalau bapak saya menyebutnya matematika dunia), 2 anak adalah pas. Apalagi si sulung anak yang berani yang siap melindungi dan membela ibunya. Kemudian si adik adalah putri yang cantik yang siap menghibur bapaknya yang capek sepulang dari kantor. Saya sangat bersyukur dengan karunia ini. Bersama ibunya anak2, saya merancang masa depan kami dengan selalu berpegang pada 2 anak cukup (demikian jargon KB tahun 80an yang sering saya dengar di radio). Rancangan masa depan ini kami susun begitu rupa sehingga seolah untuk kami saat itu semua persiapan sudah matang. Kami khilaf, kalau ada matematika dunia, tentu ada matematika langit (kata bapak saya juga).

Di awal 2011, ibunya anak2 melaporkan kondisinya. Saya minta cek dan recek sekali lagi. Sampai dengan akhirnya bu dokter menyatakan bahwa ibunya anak2 hamil. Semua bangunan masa depan yang kami susun seolah roboh seketika. Senang, khawatir, panik, dan berbagai perasaan lainnya berkecamuk. Tidak hanya monopoli saya, demikian pula dengan ibunya anak2. Beberapa rencana kami, akhirnya harus berubah. Butuh berminggu2 bagi saya untuk bisa dengan ikhlas menerima amanah ini.

Rupanya, untuk menghadapi hidup di dunia, ilmu matematika langit sangat ampuh. Kuncinya pun sebenarnya sederhana. Persamaan matematika langit penuh dengan variabel-variabel dinamis berupa amal kebajikan, doa orang tua, bekerja
Ikhlas, membantu teman, berbuat curang, khilaf, tidak amanah, dsb. Namun terdapat sebuah variabel utama yang dapat mem-veto variabel-variabel lainnya sehingga hasil dari persamaan ini seringkali ditentukan hanya semata karena variabel utama ini. Variabel utama ini sesungguhnya adalah "kersaning Gusti". Tidak banyak yang dapat saya lakukan untuk mempengaruhi nilai variabel utama ini, selain bahwa saya berkeyakinan seyakin yakinnya bahwa variabel utama ini akan memberikan yang terbaik untuk kita.

Anak2ku, sesunggunya kalian adalah hasil dari persamaan-persamaan matematika langit yang diujikan ke bapakmu, dan kalian adalah jawabannya. Jawaban yang pastinya adalah yang terbaik karena sang variabel utama telah turut berperan. Maafkan bapakmu ini yang masih bodoh. Jadilah anak-anak yang soleh dan solekhah, jaga lah nama bapak ibumu, kalahkan dunia, menangkan akhirat untuk kami. Jadilah 3 anak ruarrr biasa!

Sunday, December 04, 2011

Bangsa Keledai?

Satu waktu di tahun 1997 di ruang kelas SMU, saya berdiskusi dengan kawan saya, Ramli namanya, dia sekarang berdinas di kementerian keuangan. Diskusi ringan soal perlunya Indonesia untuk memiliki seorang pemimpin baru. Kawan saya ini meyakinkan saya bahwa kondisi bangsa ini sudah demikian karut marut sehingga perlu untuk melakukan perubahan kepemimpinan nasional saat itu. Korupsi dan kroni di sekeliling kekuasaan pusat telah menjadi benih kebencian di sebagian kalangan masyarakat terhadap presiden saat itu. Di bayangi kekhawatiran pertumpahan darah yang hampir selalu mengiringi perubahan kepemimpinan di bumi nusantara, saya katakan waktu itu bahwa bangsa ini belum siap untuk berganti kepemimpinan. Berbagai alasan saya kemukakan diantara nya tentang ketidaksiapan bangsa kita saat itu untuk menjalankan demokrasi secara dewasa.

Terus terang saat itu saya sungguh tidak terlalu paham apa itu demokrasi selain dari yang saya baca dari bermacam literatur. Demokrasi yang saya pelajari di sekolah adalah demokrasi Pancasila, yang padanya kepentingan umum merupakan salah satu pilarnya yg utama. Lewat pilar ini berbagai tindakan yang dilakukan pemerintah saat itu selalu di stempel sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan umum.

Namun kini setelah mengecap sendiri rasanya demokrasi, saya justru makin yakin bahwa bangsa ini memang belum siap untuk berdemokrasi. Demokrasi di indonesia saat ini tidak lebih dari upaya untuk memenuhi kepentingan kelompok atau pribadi dengan mengatasnamakan suara terbanyak. Kalau kelompok kita memiliki suara terbanyak, maka kepentingan kelompok kita niscaya akan menjadi kepentingan bersama.


Kebenaran kini semakin disederhanakan sebagai suara terbanyak. Kata bapak saya : demokrasi saat ini adalah menghitung banyaknya kepala, bukan isi kepala. Artinya kalau anda adalah seorang ahli matematika dan meyakini bahwa 1+1 adalah 2, anda akan kalah oleh suara 2 orang ABG yang mengatakan 1+1 adalah suka-suka kita.

Demikianlah, kini kekuasaan terpusat kepada kelompok yang mampu menggalang massa, kelompok yang terkenal di masyarakat (bukan yg terbaik). Tak usah heran kalau presiden yang sekarang sangat mementingkan citra diri. Saya kira justru saat ini jauh lebih karut marut dibandingkan katakanlah tahun 1997.

Namun demikian, yang seperti ini masih belum seberapa dibandingkan dengan perilaku bangsa ini dalam menjalankan demokrasi. Berbagai pemilihan umum dilakukan di berbagai tingkatan baik tingkat nasional hingga tingkat daerah. Selalu saja mayoritas masyarakat kita memilih calon dengan mengandalkan ketenaran. Seorang pelawak tanpa pernah memiliki bekal dan pengalaman yang cukup tiba2 menjadi wakil rakyat. Perusahaan saya saja memiliki syarat yang banyak agar sesorang bisa jadi manager yg notabene memiliki scoupe yang lebih kecil.

Berkali-kali bangsa ini memilih pemimpinnya dan berkali-kali pula bangsa ini meratapi kekecewaan atas pemimpin yang dipilihnya. Bahkan kata orang bijak seekor keledai tidak terperosok ke lubang yang sama. Saya yakin bangsa ini jauuuuh lebih pintar dari keledai.

Pemimpin di depan

Di indonesia, seorang pemimpin identik dengan posisi di atas. Pemimpin itu dilayani. Pemimpin itu gajinya paling tinggi. Pemimpin itu bajunya paling bagus. Pemimpin itu mobilnya paling top, BOD mobilnya merc, vp camry, gm crv, mgr rush. Kalo staf bawa cherokee dianggap fraud (capek deh). Kalo menteri salah, yg tanggung jawab dirjennya.

Saya sholat berjamaah, pemimpinya namanya imam. Makmum ada yang sholat diatasnya di lantai 3. Makmum ada yang pakaiannya lebih bagus. Makmum ada yang badannya lebih besar. Makmum ada yang gamisnya lebih panjang. Makmum ada yang profesor, mantan kapolda, staf ahli kasad, dosen fisika, dll. Makmum pastinya lebih cantik dan lebih ganteng.
Tapi yg pasti, imam paling depan. Sampai makmum di depan imam 1 cm saja, nggak sah sholatnya. Kalo ada bacaan salah, makmum boleh mengingatkan, tapi resiko di tangan imam.

Pemimpin itu tanggung jawab. Jadi pemimpin di depan!