Beberapa hari ini saya agak melow berkenaan dengan perubahan pengawakan tempat saya bekerja. Kalimat bijak : perubahan adalah keniscayaan. Kalimat tersebut saya sadari sebagai upaya penerimaan saya atas perubahan disekitar. Namun mengalami perubahan itu sendiri sangat lah tidak nyaman. Hubungan professional Dan pertemanan dengan sejawat di kantor adalah hasil proses interaksi yang panjang. Namun dengan selembar SK maka berubah semua yang sudah kita bina. Sungguh meresahkan; menebak kita akan kemana, rekan kita jadi apa, Bos kita siapa; adalah pertanyaan popular di masa2 menjelang perubahan.
Pada akhirnya saya berdamai dengan situasi ini dengan menengok lagi alasan saya bekerja. Sudah 2 tahun ini saya bekerja jauh dari anak istri. Saya tidak boleh galau karena yang seperti saya banyak dan lebih lama/jauh. Saya bekerja untuk mencari uang buat anak istri tapi saya jarang ketemu anak istri. Apakah saya membangun keluarga hanya supaya saya bisa memberikan uang untuk keluarga saya? Pengennya saya juga untuk berada dekat2 dgn mereka. Apalagi kiss nya ola, manjanya nadya dan ceriwisnya syaqi, sungguh rindu sekali saya. Pulang tiap weekend terasa kurang.
Ternyata bukan sekedar uang yg ditunggu anak istri saya. Tapi kehadiran bapaknya di tengah2 mereka.ya untuk nganterin ke mall, nganterin belanja, nepuk2 punggung, ngajarin main game, dorong sepeda, dll. Uang? Ah itu sudah seharusnya.
Jadi ... sebenarnya saya bekerja adalah manifestasi cinta dan sayang saya untuk keluarga.
Matahari pun tak harus berada di dekat kita untuk memberikan hangat sinarnya. Justru jaraklah yg membuat matahari menjadi lebih berarti.
Walau jauh disini,Insyaallah saya akan terus bekerja yg terbaik karena cintaku selayaknya mendapat yg terbaik dari saya, sang putra fajar. Bapak saya memberi nama itu dgn maksud dan doa.
Saturday, February 04, 2017
Subscribe to:
Posts (Atom)